Pisah; tentang jarak dan waktu.
Wanita mana di dunia ini yang sanggup terpisah jarak dan waktu dengan seseroang yang dia sayang? Tidak, sepertinya laki-laki juga tidak akan sanggup. Jika boleh memilih, bisa jadi tiga perempat manusia di dunia ini ingin bersama-sama orang yang mereka sayangi.
Di tengah hiruk pikuk kesibukan duniawi dari masing-masing kita, kadang kita sampai lupa membedakan prioritas yang harus diutamakan, atau mungkin lebih tepatnya bingung untuk menentukan hal mana yang jauh lebih penting dikarenakan kesemuanya adalah penting, misal: pekerjaan atau keluarga, me time atau berbagi dengan orang terkasih, dan hal-hal lain yang bisa dijadikan opsi dalam pengambilan keputusan.
Tak jarang satu dari kita rela menghabiskan waktu sia-sia untuk menunggu sedikit waktu supaya bisa sekadar berbagi cerita apa saja tentang hari ini, bahkan ketiduran di depan laptop demi membunuh waktu, walaupun pada akhirnya pasangan kita memutuskan untuk beristirahat karena sudah lelah dengan segala keriwehan seharian penuh.
Begitulah kuatnya wanita, sekali dikasih emeng-emeng atau sekadar kalimat penenang "tunggu sebentar, ya." Bagi mereka kalimat itu semacam perintah yang otomatis tertanam dalam relung hati mereka, bahwa mereka akan menunggu sampai kantuk itu tiba, tak jarang kedinginan karena tak menyiapkan selimut sebelumnya.
Sepele mungkin, tapi begitu bermakna bagi kami kaum hawa.
No comments:
Post a Comment