Miliaran
aksara sudah kurangkai menjadi banyak kisah yang hanya berobjek satu; yaitu
kamu. Rindu ini terasa begitu pilu taktala tak bisa lagi kujamah senyummu,
Tuan. Dalam jarak waktu yang kuberi nama jeda inilah aku menunggu. Mereka
bilang menunggu itu membosankan, tapi bagiku, menunggu adalah caraku bertahan.
Bertahan untuk menjamah sosokmu dalam nyataku, Tuan.
Kau
tak perlu tahu sesibuk apa aku dalam jeda ini, Tuan. Jawabannya cuma satu;
yaitu merindumu.Tanpa kau ketahui, kau selalu bermain bebas dalam
imajiku, membuatnya jengah hingga kusebut mereka sebagai kegilaan
yang sengaja kubuat. Iya, aku menggilaimu, Tuan. Menggilai tiap sudut bibir
yang melengkung sempurna itu. Menggilai tiap jengkal jarak yang mengasah rindu
itu.
Aku
tahu kau takkan pulang, Tuan. Jantungku bukanlah rumah segala rindumu. Napasku juga
bukanlah biduk nyawamu. Kau takkan kunjung pulang ke peraduanku, sebab kau sudah
menepi dan berhenti di satu titik yang kau sebut kenyamanan itu.
Tidakkah
aku berhenti merindumu? Tentu tidak, Tuan.
Jikalau
aku tak jua menarik bagimu untuk berhenti, bahkan hanya sekadar singgah,
cukuplah rindu ini berkamuflase menjadi bayang yang merengkuhmu dari jauh. Tak perlu sentuhan nyata
untuk membungkus habis senyummu itu. Cukup kuukir saja lengkung sempurnanya
dalam ingatanku.
Rindu
ini tak bertuan, Tuan. Tak pula berceceran di jalan, dia utuh sepenuhnya hanya
untuk engkau seorang. Meski kau tak pernah memberinya sebagai kado terindah,
Tuan. Biarkan aku merapalnya setiap malam. Sebagai obat penawar yang tak
jua tersembuhkan. Beruntunglah dia, Tuan. Nyonya dalam nyatamu itu,
pemilik rindu sungguhan milikmu itu.
Jangan
suruh aku berhenti, Tuan. Sebab belum kutemu ramu lain selain merindumu tanpa
balas. Cukuplah kusemai dada ini dengan benih yang kusebut rindu tak bertuan.
Dengarkan puisinya di sini > MUSIKALISASI RINDU TAK BERTUAN
Dengarkan puisinya di sini > MUSIKALISASI RINDU TAK BERTUAN
Suka <3
ReplyDeleteKeren han (y)
ReplyDeleteLama juga hiatusnya -_-"
Makasih, Venie ^^
ReplyDeleteSatu tahun kemarin berjuang demi toga, Dan hehe
sungguh luar biasa aksara rindunya :) seperti rindu tak akan ada habisnya dalam kata... salam kenang www.bung-ilham.blogspot.com
ReplyDeletemakin kaya diksinya. keren!
ReplyDeletenice :)
ReplyDeleteIlham Barharudin: Terima kasih ^^ salam kenal juga ...
ReplyDeleteKak Putra Zaman: Alhamdulillah, belajar terus, Kak. Makasih, Kak ^^
Dessy Fitriyanti: Thanks ^^
i like it :)
ReplyDeleteSi tuan tidak mempunyai perasaan ya....?
ReplyDeleteRindu adalah perihal sederhana yang membuat perih bukan lagi hal :)
ReplyDelete