Sunday 15 October 2017

Bahagia itu Sederhana

Bahagia itu sederhana saja, hanya dengan diberi kabar atau bahkan mendengar suaranya sejenak.

Kamu tahu bagaimana rasanya lelah karena berkutat dengan pekerjaan selama satu minggu penuh, kan? Jadi ketika weekend tiba rasanya ingin tiduran saja di kamar menghabiskan libur.

Tidak, tidak dengan wanita ini. Dia selalu menghitung hari di mana weekend yang dia punya sama dengan weekend orang yang dia sayang. Kenapa? Supaya bisa mendengar suaranya untuk melepas rindu walau sejenak saja.

Iya, waktu memang menjadi pembatas segalanya. Pembatas rindu yang makin hari makin menggebu. Bahkan ketika badannya sedang kurang fit pun dia rela menuntaskan pekerjaan lain di siang hari, supaya ketika malam tiba dia bisa mendengar suara orang yang disayanginya lebih lama. Syukur-syukur bisa memandangi wajahnya lewat layar handphone-nya.

Tapi kenyataan tidak selalu sama dengan yang diharapkan. Ketika dia punya banyak waktu dan perhitungannya benar. Bahwa hari yang dia tunggu ketika dia bisa mendengar suata itu tidaklah sama.

Kadang dia rela meninggalkan segala kegiatan demi menunggui bunyi dari handphone-nya, tapi tetnyata kadang orang yang dia sayang tak selamanya harus menghabiskan waktu untuknya. Dia juga punya kehidupan lain dan punya hak atas dirinya sendiri.

Jadilah kesia-siaan dalam menunggu itu tak jarang membuat matanya sembab, selain menahan kantuk, juga menahan rindu, dan mungkin orang yang dia sayang tidak tahu tentang itu.

Sebut saja itu "tulus".