Monday 15 May 2017

APA AKU TIDAK HIDUP DI HARI INI?

Menjadi seseorang yang visioner itu mungkin betulan buat hidup jadi kurang asik. Terlalu memikirkan masa depan, tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, bagaimana ini, bagaimana itu, salahkah kalau begini, salahkah kalau begitu sampai tidak menikmati hari ini. Betulkah? Bisa jadi.

Yap. Aku adalah seseorang yang visioner, yang memandang segala sesuatu itu harus direncanakan dengan baik, karena dengan perencanaan, maka permulaan yang baik akan bisa dimulai. Tapi tidak ngogot, dalam artian punya planning B setelah planning A gagal. Punya jalan lain jika jalan yang satu tidak bisa membawa sampai ke tujuan.

Jika dikatakan berpikir visioner itu sama saja tidak menikmati hidup, lantas apa yang harus dilakukan orang-orang model kami? Membiarkan semuanya terjadi tanpa ada persiapan, sementara di satu sisi orang yang katanya menikmati hidup itu malah merencanakan sesuatu yang membuat mereka bisa menikmati hidup. Pergi berliburan, misalnya.

Apa iya ada yang ingin pergi berlibur main pergi saja? Tentulah harus merencanakan biayanya, waktunya, dan segala macam pertimbangan, bahkan sampai baju apa yang dipakai. Barulah setelah itu bisa menikmati hidupnya.

Kalau memang betul kami yang visioner ini tidak hidup di hari ini karena terlalu banyak memikirkan apa yang baik yang seharusnya dilakukan, lantas apa yang akan dan seharusnya kami lakukan? Membiarkan semua angan dan cita-cita berjalan seadanya.? Aku paham betul kalau segala sesuatu itu sudah digariskan Tuhan, tapi aku juga yakin kalau Tuhan memberikan kemampuan untuk berpikir supaya bisa menjalani hidup ini dengan segala faedahnya, perencanaan salah satunya.

Misal, ingin menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anakku kelak. Bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik? Salah satunya dengan menjadi seseorang yang selalu ada untuk mereka. Bagaimana bisa, sementara aku saja harus bekerja, menghabiskan hampir seharian waktu dengan sibuknya pekerjaan? Itulah gunanya perencanaan, itulah gunanya menjadi visioner. Mencari solusi atas apa yang akan dihadapi di depan nanti. Bukan tidak menikmati hidup, tapi berusaha menyiapkan hidup yang lebih dari sekadar nikmat, tapi bermanfaat, dan bernilai ibadah di mata Tuhan.

Mungkin calon yang ibu lain pun sepemahaman. Kami hanya butuh wadah untuk merencanakan itu semua, butuh solusi dari kepala lain yang nantinya akan menjadi satu pemikiran, tentunya dimulai dari perencanaan. Jika kelak masa itu tiba, lantas semua dihadapkan dengan pilihan yang sulit, jika kita sudah punya opsi jauh sebelum hal itu terjadi, maka mudah-mudahan Tuhan membukakan jalan. Tapi jika kita berusaha untuk menikmati hari ini, menyerahkan semuanya dengan takdir, maka aku sendiri pun tidak bisa menjamin kalau kelak batin belum siap menjalani.

Ya, tidak ada yang salah. Beruntunglah kalian yang berhasil hidup di hari ini, menikmati hidup yang begitu keras dijalani. Tidak seperti kami, kamu hawa yang tak henti berusaha menjadikan diri sebaik-baiknya pribadi, meski kadang apa yang kami pikirkan tak sejalan dengan apa yang kalian jalani.

Sulit bagi kami untuk menjalani hari ini tanpa persiapan di hari nanti, apalagi menjadi seorang istri adalah peran yang begitu menyita segalanya dalam pribadi. Semuanya hanya demi membangun kehidupan yang bermakna hakiki di mata sang Ilahi. Kami hanya butuh solusi, kami hanya butuh tempat berbagi, tidak harus dituruti saat ini, cukup beri ruang untuk kami menata hati dengan segala apa yang kami ingini terjadi nanti. Semoga Allah menguatkan hati dan meridhoi niat baik kami, para kaum hawa yang visioner, yang mungkin belum bisa hidup hari ini.






No comments:

Post a Comment