Gelayut
rindu kian merasuk menjadi candu.
Menarikku
dalam-dalam hingga terperosok dalam kalbu yang sendu itu.
Mencintamu
dalam diam, Tuan; ialah cara mencinta paling istimewa yang mampu kulakukan.
Tiada
daya upaya untuk menentang takdir Tuhan, bahwa kau tak lagi sendirian.
Rapalan
rindu ini kusenandungkan tiap malam.
Di
sepertiga yang paling akhir, Tuan.
Waktu
paling sempurna bagiku untuk membingkai doa bagimu itu.
Mengisahkan segala kelu kesah
tentangmu yang kian jauh.
Jam tayangku selalu tepat
waktu, Tuan.
Ketika mereka tengah sibuk bergumul
dengan mimpi indah itu.
Ketika malaikat-Nya turun ke
bumi tanpa kita tahu.
Aku; menyebut-nyebut namamu
dalam rapal malamku, Tuan.
Tiada rincian yang bisa kusebut
sebagai sebab rasa ini timbul, Tuan.
Mereka datang tanpa pernah
kupaksakan.
Menyelimuti tiap sudut hati
yang lama tak terjamah zaman.
Kubiarkan saja semua menjadi
rahasia Tuhan.
Kepada jiwa terindah yang
selalu kudoai diam-diam.
Kepada kau yang terlampau sulit
kugenggam.
Pada pemilik segala isi semesta
dan alam.
Kau akan selalu kulisan dalam
rapalan malam.
Teruntuk jiwa yang senantiasa
kusimpan dalam angan.
Kau, Tuan.
mencintai diam-diam memang sakit. aku juga mencintai dalam diam masalahnya -_- *curhat
ReplyDelete