Tuesday, 10 February 2015

BILANG INI PADA NYOYAMU, TUAN.



Lembaran kertas tak jua berhasil suratkan lisanku yang tertahan sejak mengenalmu, Tuan.
Ribuan, jutaan, bahkan miliaran detik pun tak jua sempat ucapkannya, Tuan.
Ribuan kilometer jarak lebih lagi.

Tapi ada satu pembatas yang lebih sulit untuk membuatnya nyata, pembatas yang berdiri kokoh di tengah-tengah kita. Kau tahu apa itu, Tuan?
Jika kusebutkan lantang dalam kalimat-kalimat tegas yang selalu kuurai dalam lembar-lembar aksaraku, apakah kau lantas mau bilang itu padanya?

Kau masih belum tahu, Tuan? Pembatas itu berdiri lebih dekat ke arahmu, tepatnya menempeli setengah dari perjalanan hidupmu, bahkan mungkin semuanya.
Dia itu, Nyonyamu, Tuan. Raga yang kini selalu kau sempatkan untuk kau temui tatkala rindu menyemai di hati kalian. Ketika aku meringkuk gigil sendirian. 

Biarkan, biar ...

Biar saja nyatamu dilahap habis olehnya, Tuan. Hingga mungkin tak ada bekas satu titik saja yang dia sisakan untuk kupungut dari tumpahannya. Rindunya nyata, rindumu juga. Lalu bagaimana dengan rinduku, Tuan? Semuanya berserakan. Aku saja malas memungutnya. Semua wadah yang kupunya sudah terisi penuh olehnya, lebih-lebih banjir ke permukaan. Tapi kau tidak lihat, kan, Tuan? Tentu saja, aku pandai menguncinya dalam laci rahasia yang tak bisa kau jamah.

Sudahlah sudah, Tuan. Mulutku kelu untuk berucap. Bagaimana tidak, sisinya hampir menebal saking intensnya rindu itu kurapalkan. 

Bilamana pembatas itu mengubah segala cemasmu menjadi tenang, menggigit takutmu menjadi terang, menjelma rasaku menjadi bayang, cukup bilang ini pada Nyonyamu, Tuan: Jaga baik-baik kepingan-kepingan rindu yang kau susun untuknya, simpan pula rapat-rapat potongan hati yang kau bungkus untuknya. Jangan sampai lengah, nanti dia celaka. Sebab jika dia tidak pandai menjaganya, di sana, di sudut ruang yang tak jua terjamah, ada sebidang ruang luas yang siap mendekapnya lekat. Bidang itu, adalah aku.

2 comments:

  1. Duh, beruntung banget Tuan itu :')

    Btw, boleh ya kasih beberapa koreksi :D
    "Merubah" seharusnya "Mengubah"
    "Intens-nya" seharusnya "Intensnya"
    "Melumper" artinya apa? Tidak ada dalam KBBI.

    Semangat terus nulisnya! ^^

    ReplyDelete
  2. Beruntung lagi Nyonyanya, Kak :")
    Wiih mantap! Mungkin mata dan hati lelah, jadinya mata hati ikutan kelilipan, Kak wkwk
    Btw, makasih, Kak koreksinya. Sangat bermanfaat! ^^

    ReplyDelete